Haji Mabrur itu Ucapannya Harus Sesuai dengan Perbuatan

    Haji Mabrur itu Ucapannya Harus Sesuai dengan Perbuatan

    PANGANDARAN JAWA BARAT — Sejatinya Haji Mabrur itu adalah kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.
    “Mabrur itu antara ucapan dengan perbuatan harus sesuai, jangan sampai ketika kita berdoa, bersujud bahkan sampai keluar air mata, memohon ampun dari semua perbuatan dosa, tapi begitu bangun tidur kembali berbuat dosa.

    Demikian dikatakan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, H. Ajam Mustajam sebagai narasumber dalam Kegiatan Penyuluhan Manasik Haji Sepanjang Tahun, bertempat di Hotel Horison pantai barat Pangandaran, Sabtu (23/9/2023).

    Disampaikannya bahwa,   
    kemabruran itu tidak hanya dilakukan dengan melaksanakan Ibadah Haji, tapi justru kemabruran itu adalah keberkahan, keikhlasan dan kesabaran saat kita melaksanakan Ibadah Haji.

    Ya, karena sejatinya ibadah haji itu daruroh, meski pemerintah telah melakukan evaluasi dan inovasi dari tahun ke tahun, namun jemaah harus bersabar dalam melaksanakan ibadah fisik ini. Juga ibadah haji jangan hanya untuk kepuasan pribadi semata akan tetapi diharapkan dapat berdampak dengan memberikan manfaat kepada orang lain.
    “Maka pemerintah/ negara sekarang memutuskan supaya perjalanan kita itu betul-betul sempurna dan mendapatkan haji mabrur, dan keberangkatan kita itu memberikan manfaat kepada orang lain, maka jemaah haji yang mengambil haji tamatu pemerintah akan mengelola DAM berupa daging yang akan dikirim ke daerah asal jemaah haji, ” papar Ajam.

    “Mari kita tuntaskan stunting, gizi buruk dan fakir miskin melalui ibadah haji dengan daging DAM dari jemaah haji. Kami menargetkan 10 ribu jemaah haji Jawa Barat, DAM nya dagingnya akan dikembalikan ke tanah air, ” ucap Kakanwil yang hadir didampingi Kepala Bagian Tata Usaha H. Muhammad Ali Abdul Latief dan Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Provinsi Jabar, H. Boy Hari Novian.

    Menurut Ajam, pihaknya berupaya agar kuota Pangandaran pada tahun depan dapat genap menjadi satu kloter. “Saya tahu bahwa pangandaran kuotanya satu kloter kurang, kalau ada kelebihan InsyaAllah mudah-mudahan tahun depan bisa satu kloter.” ujarnya.

    Sebelumnya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pangandaran H. Badruzaman menyambut baik dilaksanakannya kegiatan Penyuluhan Bimbingan Manasik Haji Sepanjang Tahun di Pangandaran. “Semoga kehadiran bapak (Kakanwil) memberikan pencerahan kepada para peserta, karena berdasarkan informasi langsung dari para pemangku kebijakan bukan hanya dari media massa, bahwa kegiatan ini dihadiri oleh 100 orang peserta yang merupakan jemaah haji asal Kabupaten Pangandaran yang estimasi keberangkatannya pada tahun 2024.

    Tahun mendatang, sebelum pelunasan para jemaah haji diperiksa/di cek kesehatan terlebih dulu.“Kalau kata dokter sehat, bisa melunasi. Kalau dinyatakan tidak sehat, terpaksa harus menunggu dulu. Namun bapak/ ibu tidak perlu khawatir, karena saat ini kita tengah mencari solusi agar lansia dapat diberangkatkan, ” kata Badruzaman.

    Menurutnya, haji lansia tahun kemarin bukan akhir dari proses perjalanan haji, akan tetapi akan mengalami masa puncaknya pada 5 atau 6 tahun ke depan.

    “Solusi yang saya usulkan bagaimana yang lansia tidak menghambat persoalan haji yang relatif muda dan yang muda bisa membantu yang lansia, maka saya mengusulkan karena Kemenag instansi vertikal, hanya melaksanakan kebijakan Menteri maka saya mengusulkan, bukan dicegah untuk berangkat tapi difasilitasi dan diberikan sosialisasi lansia bisa berangkat. Ada kloter khusus untuk lansia, karena bisa jadi jemaah lansia mendaftar pada usia yang masih muda, namun berkesempatan berangkat haji di usia tua, ” ujarnya.(Anton AS)

    pangandaran jawa barat
    Anton Atong Sugandhi

    Anton Atong Sugandhi

    Artikel Sebelumnya

    Pemkab Pangandaran Gelar FGD dengan Tim...

    Artikel Berikutnya

    Fraksi Kerja Setuju RPJPD Kabupaten Pangandaran...

    Berita terkait